LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

ACARA 8
PENGENALAN BAKTERI


LogoUnib.png
 













Disusun Oleh :

Nama                           : Putri Mian Hairani
NPM                            : E1J012014
Judul Acara                  : Kultivasi dan Isolasi
Hari & tgl Praktikum   : Selasa, 30 April 2013 (14.00-16.00 WIB)
Dosen P.                      : Ir. Mucharromah M.Sc., Ph.D
Co-ass                          : Agung Matsetio


Laboratorium Ilmu Hama PenyakitTanaman
FakultasPertanian
Universitas Bengkulu
2013

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

            Monera atau bakteria merupakan kingdom mikroorganisme prokariotik. Pengamatan mengenai morfologi dan struktur bakteri akan sangat membantu dalam hal kita mengenal bakteri. Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri. Beberapa kelompok bakteri menunjukkan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun bentuk tepi koloni.
            Pengamatan mengenai morfologi dan struktur bakteri akan sangat membantu dalam hal kita mengenal bakteri. Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri. Beberapa kelompok bakteri menunjukkan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi maupun bentuk tepi koloni.
1.2  Tujuan Praktikum
ACARA PENGENALAN KOLONI BAKTERI
·         Mahasiswa dapat mengamati karakter-karakter beberapa koloni bakteri
·         Mahasiswa mampu membedakan koloni bakteri dengan koloni yang bukan bakteri
ACARA PENGAMATAN PENATAAN SEL BAKTERI
·         Mahasiswa dapat mengamati contoh-contoh penataan sel bakteri
·         Mahasiswa mampu membedakan beberapa penataan sel bakteri yang berbeda
ACARA PEWARNAAN GRAM
·         Mahasiswa mampu mengamati & menyiapkan preparat pewarnaan bakteri untuk keperluan karakterisasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Pewarnaan gram adalah tekhnik pewarnaan diferensial yang paling banyak digunakan dalam bakteriologi, pewarnaan ini memisahkan bakteri menjadi 2 kelompok yaitu gram positif dan gram negatif. Larutan yang digunakan dalam pewarnaan ini ada 4 yaitu gram A, B, C dan D ( Harley, 2007 ).
            Bakteri gram positif adalah jenis bakteri dengan dinding peptidoglikan yang tebal, sementara bakteri gram negatif adalah jenis bakteri dengan dinding peptidoglikan yang tipis. Perbedaan ketebalan dinding ini mengakibatkan perbedaan kemampuan aktifitas dengan pewarnaan gram (Savada, 2008).
            Pewarnaan negatif adalah pewarnaan yang tidak langsung mewarnai bakteri, melainkan mewarnai latar belakang preparat bakteri tersebut. Pewarnaan ini dilakukan menggunakan pewarnaan yang bersifat asam seperti nigrosin, tinta india atau eursin. Pewarna ini tidak akan menembus atau berikatan dengan dinding sel bakteri karena daya muatan negatif dinding sel bakteri. Pewarna akan membentuk deposit disekitar bakteri atau menghasilkan latar belakang hitam sehingga bakteri tampak tidak berwarna, sementara latar belakangnya berwarna gelap (Presscot, 2009).
            Selain berdasarkan genetis, terkadang bakter diklasifikasikan berdasarkan pewarnannya, misalnya dengan pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi bakteri gram positif dan bakteri gram negatif (Purvess, 2009).
            Ada kalanya, setelah suatu preparat yang sudah meresap suatu zat warna, kemudian dicuci dengan asam encer, maka semua zat warna terhapus. Ditinjau dari tujuan pewarnaan sudah barang tentu pewarnaan tersebut merupakan kegagalan. Akan tetapi ada juga preparat yang tahan asam encer, misalnya basil-basil TBC dan basil-basil yang berspora. Maka dikatakan bahwa bakteri tersebut adalah bakteri tahan asam, ini merupakan ciri yang khas bagi suatu spesies.
            Ada kalanya suatu sediaan perlu diwarnai dua kali. Setelah zat warna yang pertama (ungu) terserap, maka sediaan dicuci dengan alkohol, kemudian ditumpangi dengan zat warna yang berlainan, yaitu dengan zat warna merah.
            Jika sediaan itu kemudian kita cuci dengan air, lalu dengan alkohol, maka dua kemungkinan dapat terjadi.
Pertama, zat warna tambahan terhapus, sehingga yang nampak ialah zat warna yang asli (ungu). Dalam hall ini sediaan (bakteri) kita sebut gram positif. Kedua, zat warna tambahan (merah) bertahan hingga zat warna asli tidak tampak. Dalam hal ini sediaan (bakteri) kita katakan gram negatif. Ada pula bakteri yang pada usia tertentu berubah dari gram positif menjadi gram negatif atau sebaliknya. Bakteri yang demikian disebut gram variabel. Jumlah bakteri yang gram variabel tidaklah banyak.
            Bakteri gram positif lebih peka terhadap fenol, penisilin, dan resisten terhadap streptomisin. Ciri yang khas ini dipergunakan dalam penggolongan bakteri. (Dwidjoseputro, 1994)


















BAB III
BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
ACARA PENGENALAN KOLONI BAKTERI
3.1 Bahan dan Alat
Bahan : Biakan bakteri, alkohol, aquades
Alat     : loup, mikroskop, ose, gelas obyek, gelas penutup, lampu spiritus

3.2 Prosedur Kerja
·         Gambar masing-masing koloni bakteri yang tersedia
·         Beri keterangan gambar masing-masing koloni bakteri tentang : bentuk koloni, bentuk tepi koloni, struktur dalam, dan elevasi koloni

ACARA PENGAMATAN PENATAAN SEL BAKTERI
3.3 Bahan dan Alat
Bahan : Biakan bakteri (Streptococcus, Staphylococcus, dll) dalam medium cair, laktofenol            biru, alkohol, aquades
Alat     : Ose, pipet tetes, gelas obyek, gelas penutup, lampu spiritus

3.4 Prosedur Kerja
·         Gelas obyek dibersihkan dengan menggunakan alkohol 90% sampai bebas debu dan lemak
·         Ambil satu ose biakan bakteri dalam medium cair dan teteskan ke gelas obyek, kemudian tetesi laktofenol biru
·         Tetesan biakan tanpa diratakan langsung ditutup dengan gelas penutup
·         Amati bagaimana penataan sel satu dengan sel lainnya

ACARA PEWARNAAN GRAM
3.5 Bahan dan Alat
Bahan : Biakan bakteri berumur 18-24 jam, pewarna A (crystal violet 2% + amonium oxylat           1%), penguat B (I 1% + Kl 2%),  peluntur C (etanol 70%), pewarna D (safranin          
              2,5% dalam alkohol), alkohol 90%
Alat     : gelas obyek, tabung reaksi, ose, pinset, stopwatch, botol semprot, lampu spiritus,    mikroskop

3.6 Prosedur Kerja
·         Biakan bakteri yang telah berumur 48 jam atau lebih dibuat suspensi dalam aquades steril
·         Secara aseptik diambil 1 ose suspensi bakteri dan diletakkan di atas gelas obyek kemudian diratakan menjadi ±1/2cm2
·         Supaya bakteri dapat lengket pada gelas obyek, dilakukan fiksasi dengan cara melewatkan beberapa kali di atas nyala lampu spiritus sampai suspensi benar-benar mengering tanpa mendidih
·         Setelah suspensi kering kemudian ditetesi dengan pewarna A (kristal violet) sebanyak 2 tetes dan didiamkan selama 1 menit
·         Setelah 1 menit, pewarna A yang menggenang dibuang kemudian ditetesi dengan penguat B sebanyak 1 tetes dan diamkan selama 1 menit lagi
·         Setelah 1 menit, pewarna pada obyek gelas dibilas dengan menggunakan air yang disemprotkan dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih
·         Pewarna pada obyek gelas ditetesi peluntur C sebanyak 3 tetes kemudian didiamkan selama 10-20 detik dan segera dibilas dengan menggunakan air yang disemprotkan dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih
·         Obyek gelas ditiriskan sampai kering angin kemudian ditetesi dengan pewarna D (safranin) sebanyak 2 tetes dan diamkan selama 1 menit
·         Setelah 1 menit, pewarna pada obyek gelas dibilas dengan menggunakan air yang disemprotkan dari botol semprot sampai aquades yang menetes menjadi jernih kemudian ditiriskan sampai kering angin, sehingga diperoleh preparat pewarnaan gram
·         Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop pada pembesaran sedang (10 x 40) dan pembesaran kuat (10 x 100). Bakteri gram positif akan berwarna ungu sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah

















               

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
ACARA PENGENALAN KOLONI BAKTERI
GAMBAR
KETERANGAN


Bentuk koloni : Myceloid (benang radier)
Bentuk tepi koloni : seperti rumbai
Struktur dalam : Filamenteus (seperti benang)
Elevasi  koloni : Low conves (cembung)

ACARA PENATAAN SEL BAKTERI
GAMBAR
KETERANGAN
Picture 317.jpg

Penataan satu-satu, berpasangan, dan berkelompok.
Bentuk koloni : basil
Bentuk tepi : rata
Struktur : transparan




ACARA PEWARNAAN GRAM
GAMBAR
KETERANGAN
subtilis (2).JPG

Warna sel bakteri ungu, sehingga bakteri tersebut termasuk dalam kelompok gram positif.















4.2 Pembahasan

            Bakteri atau mikroba lainnya dapat dilihat dengan mikroskop biasa tanpa pengecatan yaitu dengan cara yang khusus. Pewarnaan negatif, metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini, mikroorganisme kelihatan transparan. Tekhnik ini berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel.      
              Pewarnaan olesan tidak mengalami penangai mordant atau penguat warna. Pada pengamatan pengecatan negatif, nampak Bacillus sp. Berbentuk basil atau batang dan merupakan bakteri gram positif. Ini bisa diketahui pada tahap dekoldrisasi. Pada tahap tersebut warna yang dihasilkan sama dengan warna utama yaitu warna ungu. Ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut memiliki dinding yang tebal sehingga pada saat bakteri mengalami dehidrasi, pori-porinya menciut yang akhirnya menyebabkan warna utama tidak bisa keluar.
            Perbedaan antara pengecatan Negatif dan pengecatan Gram, pertama pengecatan negatif merupakan pengecatan yang dilakukan secara tidak langsung. Dikatakan demikian karena yang dicat adalah latar belakangnya bukan bakterinya, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengalami pengecatan. Pada pengecatan gram termasuk pengecatan diferensial, artinya pengecatan ini dilakukan untuk membedakan bakteri-bakteri gram positif dan negatif. Pada pengecatan gram, kedua bakteri tersebut merupakan bakteri gram negatif karena bakteri yang daya ikatnya terhadap cat utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh peluntur oleh cat lawan atau cat penutup.













BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pewarnaan bakteri dapat dilakukan dengan cara pengecatan negatif dan pengecatan gram.
2. Pada pengecatan negatif, Bacillus sp. berbentuk batang dan latar belakangnya ungu.
3. Perbedaan antara pengecatan negatif dan pengecatan gram adalah pengecatan negatif itu  
     merupakan pengengecatan yang dilakukan secara tidak langsung sedangkan pengecatan
     gram termasuk dalam pengecatan diferensial yaitu pengecatan yang membedakan bakteri-
     bakteri gram positif dan negatif.
5. Pada bakteri Ralstonia sp. dan Bacillus sp. sama-sama termasuk gram negatif karena
     bakteri yang daya ikatnya terhadap cat utama tidak kuat sehingga dapat dilunturkan oleh
     peluntur dan dapat diwarnai oleh cat penutup.


5.2 Saran
Ø  Sebaiknya sebelum melakukan praktikum, para praktikan harus lebih paham mengenai teori materi ajarnya
Ø  Untuk jumlah siswa tertentu, sebaiknya di gunakan tempat yang lebih memadahi lagi
Ø  Sebaiknya penggunaan alat-alat yang ada di laboratorium itu lebih seksama agar bisa fasih dalam penggunaannya.







DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1994. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta; Djambatan
Harley. 2007. Pengertian Pewarnaan Gram. Gramedia. Jakarta.
Savada. 2008. Bakteri. Gramedia. Jakarta.
Presscot. 2009. Pewarnaan negatif. UI Press. Jakarta.

Purvess. 2009. Klasifikasi Bakteri. UI Press. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar